Sabtu, 24 September 2016

Harry Potter and The Cursed Child (a book review)



“A lot of people have tried to hurt me—but my son! You dare hurt my son!” – Harry Potter



Akhirnya bisa baca buku ini yang merupakan buku kedelapan dari kisah Harry Potter. Buku ini bukan seperti buku novel melainkan seperti naskah teater yang memang berdasarkan stage play dengan judul yang sama. Berdasarkan sinopsis yang beredar, diketahui bahwa buku ini berpusat pada putra kedua Harry, Albus Severus Potter.

Susah juga me-review buku atau novel atau apalah ini tanpa memberikan spoiler. Yang pasti banyak kejutan, baik dari the next generation maupun dari Harry Potter sebagai sosok seorang ayah dan juga suami.
Albus Potter yang telah berusia remaja harus menghadapi masa berat sebagai seorang putra dari The Boy Who Lived dan di sisi lain Harry yang merasa putranya sebagai sosok yang pembangkang dan susah diatur. Satu kejadian akhirnya mempererat ikatan ayah dan anak ini, kejadian yang tidak disangka-sangka.

J.K. Rowling pernah memberi pernyataan siapapun yang membaca buku kedelapan Harry ini pasti menangis dan kalau tidak, pasti ada yang salah dengan organ vital orang tersebut. Bisa dibilang saya termasuk orang yang (lumayan) normal karena sukses dibuat terharu dan hampir...I repeat...hampir dibuat menangis menjelang akhir cerita. Yang pasti keren banget, top markotop ceritanya, dry humors  khas  Rowling juga ada dan karena sentral cerita buku ini adalah Albus, kita akan lebih sering melihat Albus daripada adik dan kakaknya. Sedikit memberi penilaian, pembaca pasti akan terkejut melihat Draco yang jadi soft  setelah jadi ayah, Scorpius, putra Draco, yang sangat talkative, Rose, putri Hermione dan Ron, yang mirip sekali dengan ibunya. Kalau boleh disimpulkan dalam tiga kata, buku kedelapan ini adalah family, bond, time-turner.

Oh ya, yang pasti jika anda mengira The Cursed Child adalah Albus, anda salah besar.  Jadi, siapa dia? Yah, silahkan dibaca saja novelnya... Berharap sekali suatu saat bisa difilm-kan. You know Hollywood...it can happen, yes? Jujur di banyak bagian image si Harry yang nongol itu Daniel pas di film HP7 part 2 bagian epilog (belum bisa move on) hehe...
 



Jumat, 02 September 2016

TMNT: Out of The Shadows, When They Think It’s Time to Come Out From The Shadows

  
The turtles are back...

Setelah mengalahkan Shredder dan hidup dalam bayang-bayang malam di kota New York, Leo, Donnie, Raph, dan Mikey harus berhadapan lagi bukan hanya dengan Shredder, tapi juga dengan Krang. Kali ini mereka mendapat bantuan tidak hanya dari April O’Neil, tapi juga dari Casey Jones hingga pada satu titik mereka harus menentukan apakah ingin tetap tinggal di gorong-gorong kota New York atau tinggal bersama manusia.

  

Dibandingkan film pertamanya, film yang kedua ini berasa biasa saja walaupun dari segi plot dan visual efek masih menghibur. Entah kenapa di beberapa scene terasa hambar, termasuk  action dan humornya. Leo dkk seperti kehilangan selera humor dan tidak lebih hebat dari dua mutant villain yang IQnya jauh di bawah mereka. Berbeda jauh dengan film pertamanya yang berkesan fresh dan memorable.  Megan Fox bisa dibilang masih kinclong beperan sebagai April. Lagu-lagunya lumayan asyik walaupun di credit title tidak ada lagu yang fenomenal seperti di film pertamanya. Plusnya adalah menurut saya ini salah satu film yang sangat menghibur dan bisa ditonton oleh semua umur tanpa khawatir ada adegan kissy-kissy dan juga kekerasan. Film popcorn yang cocok ditonton untuk yang ingin menikmati film tidak terlalu berat, tidak tegang, tapi menghibur.

Nilai: 7/10