Senin, 06 Juni 2016

Harry and Ginny: The Boy Who Lived and The Witty Girl



"Harry and Ginny are real soulmates. They’re both very strong and very passionate. That’s their connection, and they’re remarkable together."
J.K. Rowling expands on Harry and Ginny's relationship



Sepertinya telat banget ya kalau saya menulis soal Harry Potter. Selain filmnya sudah selesai 4 tahun yang lalu, hype  nya pun sekarang sudah berganti. Tapi, sejak spin-off nya, Fantastic Beasts and Where to Find Them, akan diangkat ke layar lebar tahun ini, dunia Harry Potter pun muncul lagi. Ditambah dengan rencana pementasan teaternya tentang Harry dan putra keduanya, Albus, membuat kita mau tidak mau mengingat kembali serial wizard boy ini.

Cerita kedelapan Harry yang mengisahkan dirinya setelah menjadi suami dan ayah, membuat kita kilas balik ke kehidupan Harry sejak ia di Hogwarts hingga akhirnya bisa mengalahkan Voldemort. Saya juga lupa-lupa ingat detail cerita di setiap novel, tapi berdasarkan hasil googling, Harry dikisahkan mulai tertarik pada Ginny di akhir buku kelima.

Kehidupan Harry memang sangat berliku dan hampir semuanya berhubungan dengan kematian. Bahkan Rowling pernah bercanda dan bilang, “Don’t friends with Harry Potter. He is dangerous.” Tanpa ada sosok yang bisa diajak bertukar pikiran, Harry memecahkan masalah masa remajanya, termasuk soal lawan jenis, seorang diri. Saya juga pernah menulis hal ini entah di blog atau dimana (I can’t find it huhu...), tapi waktu itu saya masih belum paham dan menjelaskan secara detail kenapa Harry akhirnya bersama dengan Ginny.

Sepanjang kisah Harry Potter, karakter perempuan yang menonjol tentunya Hermione, sahabat Harry sejak dari buku pertama. Hermione merupakan karakter yang cerdas, loyal, dan benar-benar sahabat yang setia untuk Harry. Saya juga sempat menyangka Harry dan Hermione akan bersama, apalagi di novel ketiga dan eksekusi filmnya yang sangat bagus, dimana Harry dan Hermine team up untuk memecahkan masalah, they are so good together. Di novel kedua, tokoh sentralnya memang Harry dan Ginny, tapi seakan terlupakan setelah novel ketiga. Again, sebagai seorang writer, saya juga aware kalau Rowling berusaha mengenalkan berbagai macam karakter perempuan di sekitar Harry.


Harry and Hernione





Hingga akhirnya Harry mulai naksir lawan jenis dan cukup struggle  dengan hal ini. Disini pula Harry belajar bahwa dalam satu hubungan, you need to be comfortable. Dengan Cho yang ditaksirnya, Harry hanya merasa tertekan dan mulai merasa he doesn’t feel comfortable enough around her. 

Harry and Cho


Di saat inilah Ginny perlahan mulai muncul dan Harry perlahan mulai ‘melihat’ Ginny dan merasakan hal berbeda di hatinya yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya, bahkan bersama Hermione dan Cho. Disinilah kita harus pay attention akan detail yang ditulis Rowling. Bagaimana Harry melihat Ginny bukan hanya sebagai teman, tapi sebagai hal yang lebih dari itu. Dia merasakan cemburu dan juga rasa-rasa lain setiap berdekatan dengan Ginny. Ginny is proven can become a true friend and loyal and have a good sense of humor,  yang membuat Harry merasa nyaman. Puncaknya di buku keenam, Harry benar-benar menyadari ia memang mencintai Ginny. Di buku ketujuh, disaat Harry dalam pencarian Horcrux yang memakan waktu hampir setahun, Rowling memberi hint kalau Harry masih tetap memikirkan Ginny dengan selalu berharap sang gadis baik-baik saja dan selalu memantau keadaan Ginny melalui Marauder’s Map (still remember it? No? Re-read the novel again, then). Di beberapa bagian novelnya, sepertinya Harry has a thing with Ginny's hair karena selalu dideskrispsikan dengan bahasa metamorfosa yang indah (kudos for Rowling on this one). Atau beberapa trivia yang sepertinya sengaja diselipkan Rowling untuk memberi indikasi kalau mereka berdua adalah soulmate, seperti Ginny satu-satunya perempuan di keluarga Weasley selama beberapa generasi dan setelah menikah, Harry dan Ginny memiliki anak perempuan yang baru ada di garis keturunan keluarga Potter selama beberapa generasi. Coincidence?

One of the tender moments between Harry and Ginny that doesn't appear in the book

Seperti kita tahu semua apa yang terjadi di epilog buku ketujuh ketika akhirnya Harry mengantar anak-anaknya untuk pergi ke Hogwarts, bahwa hubungannya dengan Ginny bukan sekedar cinta monyet anak remaja. Di  Pottermore  diceritakan Harry dan Ginny  dating  beberapa tahun setelah kekalahan Voldemort (teori-teori fans berdasarkan yang ditulis Rowling adalah sekitar 2-3 tahun) dimana Harry memulai training menjadi auror dan Ginny yang lulus dari Hogwarts dan mulai bermain Quidditch profesional. Dalam rentang waktu itu, keduanya menikah dan Ginny masih bermain Quidditch sebelum akhirnya pensiun untuk membangun keluarga dengan Harry (baca: punya anak gitu hehe...). 

Ah, jadi ingin baca novel Harry Potter lagi. Seperti pernah saya bilang, eksekusi film pada saat Harry mulai tertarik dengan Ginny sangat poor developed. Makanya banyak yang bilang hubungan mereka berdua terkesan dipaksakan dan entah darimana mulainya. Saran saya, sih, mulai lagi buka novel Harry Potternya, mumpung hype nya sudah mulai muncul lagi. Just an idea...